BAB 1
PENDAHULUAN
             Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri.  Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan  sel menjadi terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan  khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri.  Jaringan embrionik ini disebut meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel  dapat pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem, seperti pada  korteks batang, tetapi pembelahannya sangat terbatas.
             Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami  spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai  kemampuan membelah diri. Jaringan inilah jaringan dewasa.
BAB 2
PEMBAHASAN MATERI
             Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ  pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa  jaringan, dan jaringan disusun oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk,  struktur, serta fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel membelah  jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan  jaringan permanen. Setiap jaringan memiliki struktur dan fungsi yang  berbeda.
            Apakah jaringan  itu ? Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan  sifat-sifat yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi  suatu pola yang jelas di seluruh bagian tumbuhan. Misalnya  jaringan-jaringan yang berfungsi dalam pengangkutan air dan makanan akan  membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan. Jaringan-jaringan  tersebut akan menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ batang  maupun daun.
A.     jaringan meristem
Jaringan meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu menhgalami pembelahan diri secara terus menerus.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhann, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.       Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar.
b.      Meristem  interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada  pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-rumputan.
c.       Meristem  llateral,, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya.  Contohnya  adalah cambium dan cambium gabus (felogen)
Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a.       Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (contoh: meristem apikal). Kegiatan  jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang  panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan  primer.
b.      Meristem  sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah  mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Aktivitas  kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan  menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae  (tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan  membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada  masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif  dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit  batang lebih tipis dibandingkan kayu. 
Gb1. Meristem
B.      jaringan dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan dewasa antara lain:
a.       Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri,
b.      Mempunyai ukuran sel yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem,
c.       Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel,
d.      Kadang-kadang selnya telah mati,
e.      Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,
f.        Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
Jaringan  dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan  pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong  (penguat), jaringan pengangkut (vaskuler), dan jaringan sekretoris.
B.1. Jaringan pelindung (epidermis)
                Epidermis  merupakan jaringan paling luar yang menutupi permukaan organ tumbuhan,  seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan akar. Fungsi utama  jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian  sebelah dalam. bentuk, ukuran, dan susunan, serta fungsi sel epidermis  berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan. Ciri khas sel epidermis  adalah sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa  ruang antar sel. Dinding sel epidermis ada yang tipis, ada yang  mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada  yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin.
             Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus, dinding luar sel  epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap  di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan  khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar  kutikula kadangkala kita temukan lapisan lilin yang kedap air untuk  mengurangi penguapan air.
             Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivate  epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan  sel gabus.
1)     Stoma
Stoma  (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis  organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup.  Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda  dengan sel-sel epidermis lainnya, dan disebut sel tetangga. Sel tetangga  berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup  yang mengatur lebar stomata. Letak stomata kebanyakan berada di  permukaan bawah daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaraan gas.
Gb2. Epidermis daun
2)     Trikoma
Trikoma  (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk  rambut. Ada juga trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi  trikoma bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
a)      Mengurangi penguapan
b)      Meneruskan rangsang
c)      Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
d)      Membantu penyebaran biji
e)      Membantu penyerbukan bunga
f)       Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.
3)     Sel kipas
Sel  kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku atau family  Gramineae atau Cyperaceae. Sel kipas tersusun dari beberapa sel  berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan sel-sel  epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi penguapan dengan  menggulung daun.
B.2 Jaringan Parenkim
Parenkim  terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya  berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk  membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses  regenerasi.
Sel-sel  parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila  lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada  bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma  biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada  parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri  utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta  lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim  xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung  vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah  sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim  yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi  sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel  parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses  fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel  parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi  untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk  dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan  yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan  dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan  struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri  penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi  menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim  biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut  jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu: 
Biasanya  terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang  berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang  berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis.
2) Parenkim Penimbun 
Biasanya  terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi  akar, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya  terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein.
3) Parenkim Air 
Terdapat  pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi  masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.
Ruang  antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung  di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok
Gb3. Jaringan parenkim
B.3 Jaringan Penyokong (Penguat)
             Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan.  Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi  jaringan kolenkim dan sklerenkim.
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan ujung tumpul.
Gb4. kolenkimBerdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel;
2. kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
3. kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim
Sklerenkim  merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami  penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis.  Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut.  Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek,  sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel  parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid  terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang  keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun.  Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut  sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut. 
Gb5. Kolenkim dan Sklerenkim
B.3 Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
Jaringan  pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang  membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut  air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi  mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. 
1) Xilem
Xilem  merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang  berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran  pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus  berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut,  sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam  berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh  kayu yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid  dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem.  Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin  dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok  antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi  (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang  menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
gb6. Xilem  Sedangkan  pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung  selnya.  Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini,  sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel  selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga  merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa  panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa  cincin spiral, atau jala. 
2) Floem
Pada  prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa  tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim,  serabut, dan sklerenkim.

Floem  juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada  batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu:  sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan  buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini  pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil  fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Tipe-tipe berkas pengankut
Berdasarkan posisi xylem dan floem dibedakan atas :
a)        Tipe kolateral 
- Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium
 - Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium
 
b)        Tipe konsentris
- Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
 - Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem
 
c) Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran
B.4       Jaringan sekretori
             Disebut juga kelenjar internal karena senywa yang dihasilkan tidak  keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretori adalah :
a)        Sel kelenjar, sel minyak dalam endosperma biji jarak
b)         Saluran kelenjar, saluran kelenjar pada daun jeruk, senyawa yang  dihasilkan ditimbun dalam ruangan penyimpan, misalnya minyak atsiri,  lender, dan damar 
c)     Saluran getah, sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu system  jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel tersebut  berisi getah.
C.      Organ pada tumbuhan
Tumbuhan  memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan  tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi  organ sebagai alat hara (organa nutritiaum), dan organ reproduksi  (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan daun,  sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat  pada bunga. 
Gb8. Organ dan Jaringan Tumbuhan
1. Akar 
Akar  merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat  pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar  memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh  organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas  akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung  embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari  akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain  seperti dari daun dan batang.
Pada  kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa  akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada  tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran  relatif sama.
Pada  irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang  paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar  (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona  pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya  yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu  dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai  sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk  mendorong ujung akar (termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas , zona  pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona  pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan  diferensiasinya.
Gb9. Struktur Akar
Apabila  kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur  sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis,  korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).
Lapisan  terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang  tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis,  dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari  bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya  satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan  yaitu berupa rambut atau bulu akar. 
Korteks  akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan  sedikit jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering  terdapat selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang  disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung  suberin dan lignin. 
Di  sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk  silinder dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di  sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis  membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada  sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa  menembusnya.
Silinder  pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini  dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan  dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas sel-sel parenkim  berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering  disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal  terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium  gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. Sebelah dalam perisikel  terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan dikotil  mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk  bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya  berselang-seling. 
2. Batang
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,
b) kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.
Gb10. Perbedaan Batang Dikotil dan Monokotil
Gb11. Struktur Batang dikotil
3. Daun
Struktur  morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena  itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan  jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang  daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau  bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak,  bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul,  membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing,  meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin,  kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.
Gb12. Struktur Daun
4. Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).
Gb13. Struktur Bunga
BAB 3
Penutup
A.              Kesimpulan
Struktur  utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga. Yang mana  organ-organ tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan  meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang  selalu mengalami pembelahan sel membentuk jaringan lain pada tubuh  tumbuhan. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak mengalami  pembelahan sel, dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu  pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu  jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan  penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler).
Daftar pustaka
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: Biology. 5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga.
Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.
Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi. Jakarta: Erlangga.
http://www.cartage.org.lb
http://www.flmnh.ufl.edu/flowerpower/
http://www.cartage.org.lb
http://www.flmnh.ufl.edu/flowerpower/











{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar