Kereta KRL commuter line jurusan Jakarta Kota-Bogor siang itu lumayan penuh sesak sampai-sampai ada ibu-ibu yang tak kebagian tempat duduk, itu hal biasa terjadi. Apalagi pada jam pulang kerja antara jam 16:00-17:00 pasti kereta yang masih menjadi primadona masyarakat Jakarta, Depok dan Bogor itu seperti lautan manusia yang berjubal. Ketika orang-orang sedang sibuk aku hanya asik dengan seorang wanita yang dari tadi pagi bersamaku, sambil melihat sekilas disekelilingku orang-orang yang sedang asik membaca koran, mainan handphone atau sekedar melihat orang-orang yang sedang sibuk mondar-mandir mencari tempat duduk.
“Kita duduk dibawah aja yah ?” aku mulai percakapan didalam kereta itu.
“Dibawah sini ka ?” wanita ini sambil menunjuk lantai yang lumayan bersih tepat dihadapan pintu masuk para penumpang kereta.
“Iya disini, kenapa emang ?”
“Enggak apa-apa sieh,
Dikasih alas yah ka ?” sedikit meras aneh mungkin ketika aku mengajak untuk duduk dibawah.
“Iya, pake kertas brosur yang dari museum tadi aja.” aku sambil mengeluarkan brosur yang aku ambil dari salah satu museum yang melakukan promosi di Kota Tua Jakarta.
“Yang tadi ?
Kan sayang Kaka. padahal bagus-bagus gambarnya” suara manjanya tiba-tiba keluar dan membuat aku makin tertarik dengan wanita ini.
“Mau gimana lagi ?” aku mencoba untuk meyakinkan wanita ini untuk mengambil brosur yang ia miliki untuk alas tempat duduk juga.
“Iya deh, dari pada kotor.:-)”
Akhirnya aku dan wanita yang dari tadi selalu disisiku ikut duduk disampingku, senang rasanya bisa duduk berdua disamping kerumunan orang-orang yang juga sedang menunggu keberangkatan kereta jurusan Jakarta Kota-Bogor.
“Kamu haus gak ?” sambil aku sodorkan botol mineral yang aku bawa dari rumah untuk persediaa aku dan wanita ini ketika jalan-jalan di Kota Tua Jakarta.
“Iya ka, haus.” suara paraunya terdengar merdu ketika bersamaan dengan suara pusat informasi yang nyaring terdengar ditelinga..
”Kereta jurusan Jakarta Kota-Bogor lajur 12 siap diberangkatkan, silahkan masinis untuk memberangkatkan keretanya.”
Pacu detak jantungku semakin cepat bersamaan dengan melajunya kereta commuter line Jakarta Kota-Bogor yang semakin cepat memburu waktu dan ingin cepat mengantarkan ribuan orang yang setia menggunakan jasanya. Aku hanya terdiam menikmati laju kereta sambil menyerahkan botol air mineral yang aku bawa, aku hanya terposena dengan wajahnya. Mataku tajam melihat wajah yang bersih dihadapanku mengucap syukur dalam hati ternyata Kau menciptakan bidadari didunia untuk setiap orang kaum Adam.
Aku memulai pembicaraan lagi.
“Seneng gak jalan-jalan sama Kaka ? :-)”
“Seneng lah.:-)” bibir tipisnya begitu menggoda ketika wanita ini berlaga manja menjawab pertanyaanku, menambah pesona dalam dirinya yang begitu indah untuk dinikmati.
Sayang ketika disitu wanita ini bukanlah siapa-siapa untukku, baru sebatas teman dekat dan baru ingin mencoba untuk mengungkapkan rasa yang ada dalam hatiku ini.
“Hehehehee:-), tapi kok diem aja ?” mencoba aku cari-cari alasan kenapa wanita ini selalu pelit untuk berbicara.
“Mau biskuit ka ?” mencoba untuk mengalihkan pembicaraan sambil menyodorkan biskuit selai ole yang tadi pagi sempat aku cicipi juga. Biskuit ini unik bermotifkan gambar hati yang mengelilingi titik tengah biskuit yang nampak indah bila dipandang terus menerus, mungkin perasaanku juga seperti itu begitu unik yang mengelilingi pikiran dan perasaan ku sendiri.
“Iya deh.
Oia, tadi Kaka liat ditas kamu ada buku.
Buku apaan ?” aku terima penggantian topik ini dengan senang hati, tapi aku juga memberikan pertanyaan lain biar lebih komunikatif antara aku dan wanita ini.
“Emmm..
Novel judulnya Pudarnya Pesona Kleopatra.” wajar kalau wanita ini bawa novel, karena hobynya memang membaca.
“Kaka baca yah ?”
“Iya, ini ka.” sambil wanita ini menceritakan konflik yang terjadi didalam novel mini Pudarnya Pesona Kleopatra.
Sambil wanita bercerita aku pegang handphonenya dan aku minta izin untuk membuka pesan inboxnya.
“Hemm..
Semua pesannya dari kezoapatis.:-)” Aku tersungging ketika melihat semua pesan dari kezoapatis, kezoapatis adalah nama pena ku.
`“Iya mau sama siapa lagi ?
Yang biasanya sms juga ada disini.:-)” akh… Makin bahagia aku mendengar jawaban seperti itu, ternyata wanita ini memberikan sinyal positif untuk ajakanku kali ini.
“Yaudah kita smsan aja ?” aku tawarkan ajakan ini sambil membaca cerpen pudarnya pesona kleopatra yang cukup menarik kisahnya.
“Ayuk :-)!
Kaka yang duluan sms yah:-) ?” sambil menyeringai menampakan salah satu dari sejuta pesona dalam dirinya.
Aku hanya mengangguk sambil terhipnotis dengan pesonanya.
“Semut merah jangan nangis lagi yah ?” aku mulai sms dengan kata-kata itu.
“Iya kaka.:-)” sambil wanita ini melihat kepada ku.
“Kaka binggung mau sms apa lagi.:-)
Abis kamu ada dideket kaka.” sambil aku menyeringai melihat kepadanya
“Ikh aneh dah.
Emang kaka mau jadi pacar aku ?” Huakh… Seneng sekali aku mendengar kata-kata yang keluar dari hanphone ku, mungkin wanita ini juga inggin mendengar kata yang sama dari mulutku secara langsung. Tapi aku tak berani mengukapkannya secara terus terang.
“Mau.” jawabku singkat ketika wanita ini menanyakan kemauanku yang ini.
“Akh gak gentel cuma lewat sms.:P.” wanita ini mencoba untuk menantangku dengan ledekan seperti itu.
Seketika aku langsung menghadap ke wanita itu dan aku tatap matanya yang begitu indah, paras wajahnya yang memancarkan sejuta pesona dalam dirinya itu.
“Cici, kaka sebenernya pengen ngomong dari dulu. Tapi kaka belum siap untuk ngomong lansung sama kamu, mungkin hari ini adalah saaat yang tepat untuk mengungkapkan isi hati kaka ke kamu. Mau gak kamu jadi pacar kaka ?”
“Mau.” jawaban yang singkat namun mempunyai arti yang sangat pas untuk situasi seperti ini..
‘Yes !!!!!!.” kata ku semangat mendengar jawaban dari wanita ini, sambil berbaling melampiaskan kesenangan sejenak.
“Ka, aku pinjam bahu kamu yah ?” sambil tersenyum tipis mengaharap padaku. Aku juga tersenyum ketika meliahat tingkahnya yang manja.
“Iya sayang, sandaran aja dibahu kaka.” kata sayang pertama yang aku ucapkan pada wanita. Ternyata wanita pertama ini lah yang mampu membuat aku lebih bisa memahami perasaan orang lain.
Waktu berjalan cepat ketika wanita ini bersandar dibahuku, tak terasa 2 jam perjalanan didalam kereta KRL Commuter line Jakarta Kota-Bogor begitu cepat. Gerbong 3 menjadi saksi bisu dua insan remaja yang sedang berbagi kasih sayang. Orang-orang yang tadi sibuk dengan berita dikoran, sibuk dengan handphonenya kini sibuk bertanya-tanya melihat aku dan wanita ini duduk dibawah sambil berpelukan.
Kereta sudah berhenti distasiun Bogor, kenagan didalam kereta selama kurang lebih 2 jam menjadi hal yang tak bisa aku lupakan. Syaiful Anwar yang dulu anti pacaran kini sudah merubah statusnya menjadi berpacaran, berkat KRL Commuter Jakarta Kota-Bogor yang baru dilunjurkan oleh PT. KAI ternyata aku juga memanfaatkannya untuk memulai massa yang baru.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar