Tinjauan Teori Imunisasi
Pengertian Imunisasi
• Imunisasi berarti pengebalan sedangkan imunitas berarti kekebalan yang dimaksud dengan pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat orang menjadi kebal penyakit tertentu (Wahab, 2002, Hal 36).
• Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004, Hal 20).
• Imunisasi adalah proses masuknya kekebalan ke dalam tubuh meliputi pernah menderita penyakit, sehingga tubuh membentuk kekebalan terhadap penyakit tersebut. Dengan demikian untuk selanjutnya orang kebal terhadap penyakit tersebut dapat juga dengan diberikan dari luar berupa imunisasi (Mandriwati, 2008, Hal 141).
Manfaat Imunisasi
• Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum.
• Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
• Memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin yang dikandungnya sehingga pada saat melahirkan ibu dan bayi terhindar dari penyakit tetanus (Mandriwati, 2008, Hal 141)
Kekebalan adalah daya tubuh seseorang terhadap penyakit tertentu. Maka untuk mempertahankan kadar anti bodi dalam tubuh yang cukup tinggi maka diperlukan imunisasi ulang. Macam-macam kekebalan terbagi atas :
- Kekebalan tidak spesifik (non-spesifik resistence)
Kekebalan tidak spesifik adalah faktor-faktor non-khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit, misalnya kulit, air, mata, cairan-cairan khusus yang ke luar dari perut (usus), adanya reflek-reflek tertentu misalnya batuk, bersin, dan sebagainya.
- Kekebalan spesifik (specific resistance)
Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari dua sumber, yakni :
- Genetik
Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit) dan kelompok-kelompok etnis misalnya orang kulit hitam (Negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA.
- Kekebalan yang diperoleh (acqueaied immunity)
Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak akan kebal terjadap penyakit, kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme pathogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya, campak, malaria dan tetanus, maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibody dari manusia atau binatang, kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (Notoatmodjo S, 2007, Hal 43).
Strategi Pelaksanaan Imunisasi
Pelaksanaan Imunisasi pada bayi dilaksanakan secara integrasi melalui kegiatan pada unit pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di puskesmas. Pelaksanaan imunisasi pada bayi merupakan salah satu kegiatan dalam sistem pelayanan tersebut.
Jenis-Jenis Imunisasi
Ada Lima jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah, dalam hal ini masih mendapat subsidi dari pemerintah sehingga biayanya relatif lebih murah, yaitu :
• Imunisasi BCG
Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin)
• Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan kanker hati.
• Imunisasi Polio
Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio. Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
• Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.
• Imunisasi Campak
Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Morbili.
Waktu Pemberian Imunisasi
Tabel jadwal pemberian Imunisasi yang diwajibkan
Tabel jadwal pemberian Imunisasi yang dianjurkan:
Terima kasih atas kunjungannya di blog "Menara Ilmu" semoga artikel tentang Imunisasi bermanfaat untuk anda.
Pengertian Imunisasi
• Imunisasi berarti pengebalan sedangkan imunitas berarti kekebalan yang dimaksud dengan pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat orang menjadi kebal penyakit tertentu (Wahab, 2002, Hal 36).
• Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004, Hal 20).
• Imunisasi adalah proses masuknya kekebalan ke dalam tubuh meliputi pernah menderita penyakit, sehingga tubuh membentuk kekebalan terhadap penyakit tersebut. Dengan demikian untuk selanjutnya orang kebal terhadap penyakit tersebut dapat juga dengan diberikan dari luar berupa imunisasi (Mandriwati, 2008, Hal 141).
Manfaat Imunisasi
• Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum.
• Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
• Memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin yang dikandungnya sehingga pada saat melahirkan ibu dan bayi terhindar dari penyakit tetanus (Mandriwati, 2008, Hal 141)
Kekebalan adalah daya tubuh seseorang terhadap penyakit tertentu. Maka untuk mempertahankan kadar anti bodi dalam tubuh yang cukup tinggi maka diperlukan imunisasi ulang. Macam-macam kekebalan terbagi atas :
- Kekebalan tidak spesifik (non-spesifik resistence)
Kekebalan tidak spesifik adalah faktor-faktor non-khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit, misalnya kulit, air, mata, cairan-cairan khusus yang ke luar dari perut (usus), adanya reflek-reflek tertentu misalnya batuk, bersin, dan sebagainya.
- Kekebalan spesifik (specific resistance)
Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari dua sumber, yakni :
- Genetik
Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit) dan kelompok-kelompok etnis misalnya orang kulit hitam (Negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA.
- Kekebalan yang diperoleh (acqueaied immunity)
Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak akan kebal terjadap penyakit, kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme pathogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya, campak, malaria dan tetanus, maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibody dari manusia atau binatang, kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (Notoatmodjo S, 2007, Hal 43).
Strategi Pelaksanaan Imunisasi
Pelaksanaan Imunisasi pada bayi dilaksanakan secara integrasi melalui kegiatan pada unit pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di puskesmas. Pelaksanaan imunisasi pada bayi merupakan salah satu kegiatan dalam sistem pelayanan tersebut.
Jenis-Jenis Imunisasi
Ada Lima jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah, dalam hal ini masih mendapat subsidi dari pemerintah sehingga biayanya relatif lebih murah, yaitu :
• Imunisasi BCG
Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin)
• Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan kanker hati.
• Imunisasi Polio
Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio. Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
• Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.
• Imunisasi Campak
Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Morbili.
Waktu Pemberian Imunisasi
Tabel jadwal pemberian Imunisasi yang diwajibkan
Sumber : Rusepno Hasan, 2000, Hal 2037
Tabel jadwal pemberian Imunisasi yang dianjurkan:
Sumber : Rusepno Hasan, 2000, Hal 2037
Terima kasih atas kunjungannya di blog "Menara Ilmu" semoga artikel tentang Imunisasi bermanfaat untuk anda.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar