Contoh Proposal Ekonomi Bag.4.
D. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Bagi Pekerja Atau Buruh
1. Pengertian Jamsostek
Asuransi sosial adalah program perlindungan dasar bagi pekerja/buruh beserta keluarganya terhadap resiko sosial dalam kaitannya dengan hubungan industrial seperti kecelakaan kerja, kematian, kesehatan, dan hari tua. Program tersebut tidak sepenuhnya dibiayai oleh pemberi kerja, namun pekerja/buruh juga ikut membayar iuran. Jenis asuransi komersial yang seutuhnya dibiayai sendiri oleh peserta sesuai dengan jenis asuransi yang diikutinya.
Berdasarkan Robbin dan Coulter (2009;346), perencanaan SDM adalah proses yang dilakukan para perusahaan untuk menjamin bahwa mereka memiliki jumlah dan jenis orang yang tepat, yang mampu menyelesaikan sejumlah tugas yang dibebankan secara efektif dan efisien. Melalui perencanaan, organisasi dapat menghindari kekurangan dan kelebihan dana, guna untuk memenuhi kebutuhan para karyawan terhadap resiko sosial seperti kecelakaan kerja.
Jaminan sosial dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah ”social security”. Istilah ini untuk pertama kalinya dipakai secara resmi oleh Amerika Serikat dalam suatu undang-undang yang bernama ”The Social Security Act of 1935”. Kemudian dipakai secara resmi oleh New Zealand pada tahun 1938 sebelum secara resmi dipakai ILO (International Labor Organization). Menurut ILO : ”Social Security pada prinsipnya adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh pemerintah untuk para warganya, melalui berbagai usaha”.
2. Fungsi Program JAMSOSTEK Terhadap Perlindungan Tenaga Kerja.
JAMSOSTEK, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, mengatur 4 (empat) program pokok yang harus diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara PT. Jamsostek (Persero), yaitu : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK); Jaminan Kematian (JK); Jaminan Hari Tua (JHT); dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Namun, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja memerintahkan untuk menambahkan program yaitu Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja (TK-LHK).Ada juga penambahan program dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-196/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Waktu Tertentu pada Sektor Jasa Konstruksi, yang bernama Jasa Konstruksi.
Sosok jaminan sosial ini merupakan suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan anggota keluarganya .Dalam perjalanannya manfaat dari program jaminan social ini tidak dirasakan secara optimal oleh peserta.
Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat memang diamanatkan dalam pasal 28 ayat (3) dan pasal 34 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Program ini pada dasarnya merupakan program Negara yang bertujuan
memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun.
Program jaminan sosial yang dijalankan oleh pemerintah baru mencakup sebagian kecil masyarakat, sebagian besar rakyat belum memperoleh perlindungan yang memadai, manfaat program ini pun jauh dari optimal karena badan penyelenggaranya berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT. Persero) yang berorientasi laba.
E. Pengertian Motivasi
Perilaku manusia sebenarnya hanyalah cerminan yang paling sederhana pada motivasi dasar mereka. Agar perilaku manusia sesuai dengan tujuan organisasi, maka harus ada perpaduan antara motivasi akan pemenuhan kebutuhan mereka sendiri dan permintaan organisasi. Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi.
Menurut Suwarto dalam Pajar (2010;14) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong karyawan untuk melakukan tindakan tertentu yang mengarah pada suatu tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi dimana orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannnya yang tidak terpenuhi, menyebabkan orang akan mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kekurangan-kekurangannya.
Menurut Martoyo dalam Pajar (2010;14) motivasi adalah keinginan seseorang yang mendorong untuk beraktivitas karena berharap akan membawa pada keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sekarang. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja keras demi tercapainya tujuan yang diinginkan serta menggunakan keahlian dan kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.
Menurut Robbin (2008;222) motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai adanya kebutuhan yang menimbulkan tensi (ketegangan) yaitu keinginan yang belum terpenuhi yang kemudian menyebabkan timbulnya tindakan yang mengarah pada tujuan dan akhirnya memuaskan keinginan.
Motivasi kerja merupakan pemberian gaya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang bekerja agar efektif dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan. Motivasi dapat mempengaruhi dalam melakukan sesuatu yang diinginkan atau melaksanakan tugas sesuai aturannya. Pengembangan karir sangat dibutuhkan, baik oleh individu maupun organisasi karena pengembangan karir yang sudah ada dapat membawa hasil yang memuaskan. Individu yang memiliki kesempatan akan mengembangkan karir akan cenderung melakukan pekerjaan dengan senang hati, tanpa beban dan sungguh-sungguh, yang pada gilirannya memotivasi kerja individu yang bersangkutan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati dan diukur secara langsung, tetapi dapat disimpulkan dari perilaku yang tampak.
Berdasarkan beberapa pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi timbul dari diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan juga bisa dikarenakan oleh dorongan orang lain. Tetapi motivasi yang paling baik adalah dari diri sendiri karena dilakukan tanpa paksaan dan setiap individu memiliki motivasi yang berbeda untuk mencapai tujuannya.
Menurut Siswanto (2005;128) mengemukakan bahwa kebutuhan individu dapat disusun dalam suatu Hierarki. Hierarki kebutuhan yang paling tinggi adalah kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling kuat kebutuhan tersebut terpuaskan. Hierarki kebutuhan tersebut secara lengkap meliputi 5 hal yaitu;
1. Kebutuhan fisiologis yaitu kepuasan kebutuhan fisiologis biasanya dikaitkan dengan uang hal ini berarati bahwa orang tidak tertarik pada uang semata, tetapi sebangai alat yang dapat dipakai sebangai untuk memuaskan kebutuhan lain.
2. Kebutuhan keselamatan atau keamanan yaitu kebutuhan keselamatan atau keamanan dapat timbul secara sadar atau tidak sadar. Orientasi ketidak sadar yang kuat kepada keamanan sering dikembangka sejak masa kanak-kanak.
3. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi dan cinta.
4. Kebutuhan penghargaan yaitu motif utama yang berhubungan dengan kebutuhan penghargaan atau rekognisi.
5. Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan penggunaan kemampuam maksimum, keterampilan dan potensi.
Oleh karena itu, perusahaan mengupayakan agar tenaga kerja yang ada dapat bekerja sesuai dengan bidang dan keahliannya. Suatu perusahaan akan berjalan lancar apabila para karyawan ikut serta dalam meningkatkan perusahaan dan tentunya perusahaan akan berusaha memberikan atau memenuhi kebutuhan para karyawan yang ikut serta memajukan perusahaan.
F. Hubungan Keselamatan, Kesehatan dan Motivasi Kerja
Kesejahteraan karyawan secara psikologis dapat dinilai dari cara menjalankan pekerjaannya dan loyalitas terhadap job deskripsi yang dibebankan sesuai dengan posisi/jabatan masing-masing. Sedangkan untuk mendukung hal tersebut secara individu karyawan membutuhkan jaminan kenyamanan dan keamanan secara fisik dan non fisik agar dapat menumbuhkan motivasi kerja.
Menurut Sedarmayanti dalam Hari (2004:24) “Adanya program kesehatan yang baik dan memenuhi syarat akan menguntungkan pegawai secara material, karena pegawai jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama dan lebih produktif.
Dari uraian diatas tampak jelas, bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berhubungan erat dengan motivasi kerja karyawan. Apabila perusahaan dapat menciptakan suasana kerja yang sama dan tenang, maka karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan. Sehingga karyawan akan mempunyai loyalitas, gairah bekerja dan pada akhirnya meningkatkan kinerja.
PREVIEW : Contoh Proposal Ekonomi Bag.3
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar