Tsunami adalah gelombang laut berskala besar yang disebabkan oleh pergerakan tiba-tiba dari lantai samudera. Pergerakan tiba-tiba ini dapat berupa gempabumi, letusan gunngapi yang sangat besar, atau adanya longsoran bawahlaut. Benturan meteorit juga dapat menyebabkan tsunami. Gelombang tsunami merambat di laut terbuka dengan sangat cepat dan membentuk gelombang besar ketika memdekati pantai / laut dangkal.
Zona penunjaman merupakan area yang potensial bagi bencana tsunami. Karena di zona ini akan banyak sekali dijumpai titik-titik pusat gempa dan rangkaian jalur gunungapi.
Sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi pada zona penunjaman, area dimana lempeng samudera berbenturan dan menunjam di bawah lempeng benua. Gesekan antara dua lempeng ini mengakumulasikan energi yang sangat besar yang sewaktu-waktu dapat dilepaskan secara tiba-tiba sebagai gempa bumi.
Energi yang terakumulasi ini secara perlahan menyebabkan penekukan perlahan pada kerak benua. Meskipun kita yang tinggal di atasnya tidak akan merasakan penekukan tersebut. Akumulasi energi ini serupa dengan energi yang tersimpan kalau kita menekan sebuah pegas atau membengkokan batang rotan. Saat tekanan kita lepaskan, energi pada pegas atau rotan akan dilepaskan untuk mengembalikannya ke bentuk semula. Akumulasi energi pada lempeng benua ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, puluhan tahun atau bahkan abad.
Nah, kalau energi ini sudah mencapai titik jenuhnya, yaitu saat akumulasinya telah melampaui tekanan akibat gesekan lempeng samudera, akumulasi energi ini akan terlepaskan sebagai gempa bumi. Pergerakan tiba-tiba ini mengharuskan sejumlah besar massa air di atasnya harus segera berpindah tempat, kena gusur dan terpaksa mencari tempat menjauh dari titik pusat gempa. Kalau bebetulan di sekitarnya ada daratan, ya mereka rame-rame pindah ke daratan. Menyapu semua yang ada di atasnya, seperti yang terjadi di Aceh (2004).
Tidak semua gempa bumi dapat mengakibatkan tsunami. Agar dapat terjadi tsunami, syaratnya antara lain; Titik pusat gempanya di laut, magnitude-nya besar (sekurang-kurangnya 6.5 skala Richter), terjadi pensesaran dip-slip, dan hiposentrum dangkal (kurang dari kedalaman 30 km).
Tsunami dapat melintasi samudera dengan sangat cepat, gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana tsunami yang terjadi di pantai Chile, tahun 1960, melintasi Samudera Pasifik dan tiba di Hawaii hanya sekitar 15 jam dan Jepang dalam waktu kurang dari 24 jam.
Letusan gunungapi dalam skala sangat besar juga dapat menyebabkan tsunami. Salah satu contoh yang melegenda tentunya letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda. Hal ini terjadi karena letusan tersebut menghancurkan dan mengangkat seluruh tubuh gunungapi ke udara, kemudian dihempaskan kembali ke lautan.
Sumber: www.geology.com
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar