I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pisang (Musa paradisiaca. L) adalah salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Rasanya enak, kandungan gizinya tinggi, mudah didapat dan harganya relatif murah. Kegunaannya untuk makanan bayi, keripik pisang, pisang rebus, sale pisang, buah segar dan masih banyak lagi kegunaan dan khasiat yang lain seperti dipergunakan sebagai bahan baku Teknologi Tepat Guna (Satuhu dan Supriyadi,1999).
Angka produksi pisang di Indonesia tahun 2000 mencapai 3.746.962 ton dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 251.417.851 pohon, sedangkan pada tahun 2001 mencapai 4.300.422 ton dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 259.604.783 pohon (BPS, 2003). Untuk daerah Sulawesi pada tahun yang sama produksi buah pisang mengalami penurunan, dimana buah pisang hanya mampu memproduksi sebesar 226.433 ton dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 16.731.441 pohon dan pada tahun 2001 mencapai 204.255 ton dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 16.619.060 pohon (BPS, 2003). Sulawesi Tengah juga mengalami penurunan jumlah produksi, dimana pada tahun 2000 mencapai 34.354 ton dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 2.095878 pohon dan pada tahun 2001 mencapai 33.061 ton dengan jumlah tanaman yang menghasilkan 2.464.443 pohon (BPS, 2003).
Usaha meproduksi buah pisang dalam skala besar selalu dihadapkan pada masalah jasad pengganggu karena tanaman tersebut di tanaman secara monokultur (Sahlan dan Nurhadi, 1995). Diantara jasad pengganggu yang menyebabkan merosotnya produksi pisang adalah serangan layu bakteri yang sering disebut “Penyakit darah” yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum (Semangun, 1994). Di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Donggala, pada tahun 2000 tingkat serangan penyakit layu bakteri pada tanaman pisang mencapai 33 ha, dengan luas tanaman pisang sebesar 122 ha.
ingin skripsi yang lengkapnya?? klik disini,..
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar