Contoh Makalah Agama Bag.2. Ini adalah lanjutan contoh makalah agama yang pernah saya posting sebelumnya. baru kali ada kesempatan untuk memposting lanjutan dari makalah agama ini. Berikut adalah pembahasan lanjutan makalah postingan sebelumnya.
Fungsi Sosial Agama
Fungsi Integratif Agama
Fungsi Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain
Tujuan Agama
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-budi pekerti dengan adab yang sempurna baik dengan Tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat. semua agama sudah sangat sempurna dikarenakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan cara bersikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarenakan ketidak pemahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama
Beberapa tujuan agama yaitu :
• Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa (Tauhid).
• Mengatur kehidupan manusia di dunia, agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga dapat mencapai kesejahteraan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
• Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
• Menyempurnakan akhlak manusia.
Menurut para peletak dasar ilmu sosial seperti Max Weber, Erich Fromm, dan Peter L Berger, agama merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi umumnya agamawan, agama merupakan aspek yang paling besar pengaruhnya –bahkan sampai pada aspek yang terdalam (seperti Qalbu, ruang batin)– dalam kehidupan kemanusiaan.
Masalahnya, di balik keyakinan para agamawan ini, mengintai kepentingan para politisi. Mereka yang mabuk kekuasaan akan melihat dengan jeli dan tidak akan menyia-nyiakan sisi potensial dari agama ini. Maka, tak ayal agama kemudian dijadikan sebagai komoditas yang sangat potensial untuk merebut kekuasaan.
Yang lebih sial lagi, di antara elite agama (terutama Islam dan Kristen yang ekspansionis), banyak di antaranya yang berambisi ingin mendakwahkan atau menebarkan misi (baca, mengekspansi) seluas-luasnya keyakinan agama yang dipeluknya. Dan, para elite agama ini pun tentunya sangat jeli dan tidak akan menyia-nyiakan peran signifikan dari negara sebagaimana yang dikatakan Hobbes di atas. Maka, kloplah, politisasi agama menjadi proyek kerja sama antara politisi yang mabuk kekuasaan dengan para elite agama yang juga mabuk ekspansi keyakinan.
Namun, perlu dicatat, dalam proyek “kerja sama” ini tentunya para politisi jauh lebih lihai dibandingkan elite agama. Dengan retorikanya yang memabukkan, mereka tampil (seolah-olah) menjadi elite yang sangat relijius yang mengupayakan penyebaran dakwah (misi agama) melalui jalur politik. Padahal sangat jelas, yang terjadi sebenarnya adalah politisasi agama.
Di tangan penguasa atau politisi yang ambisius, agama yang lahir untuk membimbing ke jalan yang benar disalahfungsikan menjadi alat legitimasi kekuasaan; agama yang mestinya bisa mempersatukan umat malah dijadikan alat untuk mengkotak-kotakkan umat, atau bahkan dijadikan dalil untuk memvonis pihak-pihak yang tidak sejalan sebagai kafir, sesat, dan tuduhan jahat lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Agama Sangat penting dalam kehidupan sosial, sebab mempersatukan dan membantu terlaksananya program-program sosial
2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai psychosocial berperan penting dalam membangun sebuah moralitas masyarakat/kehidupan sosial
3. Pendidikan agama dengan psychosocial tidak suatu kesatuan dari pendidikan agama
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat maka suatu keharusan bagi kita untuk memahami dan mengamalkan agama dan psikososial sebagai pondasi keluarga untuk mendidik masyarakat melalui pendidikan keluarga.
Semoga apa yang barusan anda baca pada postingan ini, bisa memberi manfaat untuk anda dalam meyelesaikan tugas makalah maupun sebagai referensi untuk anda.
PREVIEW : Contoh Makalah Agama Bag.1
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar