III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai bulan Agustus 2003, yang bertempat di Kelurahan Tatura Kecamatan Palu Selatan Propinsi Sulawesi Tengah dan dilanjutkan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini benih kedelai : Varietas Tidar, Varietas Wilis, Varietas Argomulyo, Varietas Orba, pasir, tanah, akar tomat, nematoda Meloidogyne spp. dan pupuk kandang.
Alat-alat yang digunakan adalah pacul, sekop, timbangan, polybag, tali rafiah, papan label, ayakan tanah, seng, cawan petri, mikroskop, kain kasa, gelas aqua dan pipet tetes.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan beberapa varietas tanaman kedelai :
V1 = Varietas Tidar
V2 = Varietas Willis
V3 = Varietas Argomulyo
V4 = Varietas Orba
Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga terdiri dari 20 unit percobaan, dengan investasi nematoda Meloidogynespp. masing-masing perlakuan 100 ekor.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Media Tumbuh
Tanah sebagai media tumbuh dicampur pasir dan pupuk kandang 1 : 1: 1 lalu diayak kemudian dipanaskan dengan suhu 100oC agar tanah tersebut steril. Setelah itu tanah tersebut ditimbang sebanyak 4 kg/polybag.
3.4.2. Penanaman.
Benih kedelai ditanam 3 butir/lubang dengan kedalaman 5 cm.
3.4.3. Pengadaan Nematoda
Untuk memperoleh nematoda dibuat prosedur sebagai berikut :
1. Mengambil akar tomat yang terserang nematoda (puru akar) dilahan tanaman tomat.
2. Akar tomat yang terserang oleh nematoda diambil beserta tanahnya. Akar tomat dipisahkan dari tanahnya, kemudian akar dari tomat tersebut dicuci bersih dan dipotong-potong kecil lalu direndam dalam baki plastik yang berisi air selama 24 jam. Hasil rendaman tersebut diamati di bawah mikroskop.
3. Jumlah nematoda yang dibutuhkan diamati dibawah mikroskop.
4. Nematoda yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam gelas aqua yang telah berisi air. Kemudian nematoda tersebut diinvestasikan ke dalam polybag dengan hati-hati pada masing-masing perlakuan.
3.4.4. Infestasi Nematoda
Infestasi nematoda dilakukan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Masing-masing perlakuan diberikan sebanyak 100 ekor per polybag pada empat varietas tanaman kedelai.
3.4.5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi : penyiraman, penyiangan, penggemburan tanah, pemupukan, membuat penyangga batang kedelai serta pengendalian hama dengan cara mekanik yaitu dengan menggunakan tangan atau kayu.
3.5 Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati adalah sebagai berikut :
1. Populasi akhir masing-masing nematoda dari tiap varietas yang diuji.
Populasi akhir nematoda diamati pada saat tanaman berumur 90 hari (3 bulan).
2. Jumlah puru setiap rumpun
Tanaman kedelai yang berumur 90 hari diambil akarnya kemudian dihitung jumlah purunya pada setiap rumpun.
3. Indeks reproduksi nematoda
Indeks reproduksi nematoda dihitung dengan menggunakan rumus :
RF = Pf/Pi (Panggeso, 2003).
Keterangan : Pf = Populasi akhir
Pi = Populasi awal
4. Berat biji kedelai
Berat biji kedelai dihitung dengan cara menimbang biji kedelai sebanyak 100 biji/polibag.
3.4 Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Uji Fisher) untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan yang digunakan. Bila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan menggunakan Uji Duncan pada taraf nyata.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Populasi Akhir Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.)
Data pengamatan kepadatan populasi akhir nematoda Meloidogyne spp. pada akar tanaman kedelai disajikan pada Tabel Lampiran 1a, sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 1b. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan empat varietas tanaman kedelai berpengaruh sangat nyata terhadap populasi akhir nematoda puru akar (Meloidogyne spp.).
Tabel 1. Rata-rata Populasi Akhir Nematoda Meloidogyne spp. Per Polybag Pada Stadia 2 – 4 (ekor)
PERLAKUAN | RATA-RATA | UJGD 5% |
V1 (Tidar) V2 (Wilis) V3 (Agomulyo) V4 (Orba) | 1550,2c 518,8a 797b 513a | 121,01 112,95 118,59 - |
KK | 22,28 % |
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % Uji Duncan
Rata-rata populasi akhir nematoda tertinggi terdapat pada perlakuan V1 (Tidar) yakni 1550,2 berbeda nyata dengan semua perlakuan. Sedangkan rata-rata populasi akhir nematoda terendah terdapat pada perlakuan V4 (Orba) yakni 513 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2 (Willis), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. (Tabel 1).
4.1.2. Jumlah Puru Akar Tanaman Kedelai
Data pengamatan jumlah puru akar tanaman kedelai disajikan pada Tabel Lampiran 2a. Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 2b. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan empat varietas tanaman kedelai berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah puru akar tanaman kedelai.
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Puru Akar Nematoda Meloidogyne spp. per polybag
PERLAKUAN | RATA-RATA | UJGD 5% |
V1 (Tidar) V2 (Wilis) V3 (Agomulyo) V4 (Orba) | 754,6c 147,6a 274b 133a | 42,141 39,141 41,098 - |
KK | 19,93 % |
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % Uji Duncan
Rata-rata jumlah puru akar tanaman kedelai tertinggi terdapat pada perlakuan V1 (Tidar) yakni 754,6 berbeda nyata dengan semua perlakuan. Sedangkan rata-rata jumlah puru akar tanaman kedelai terendah terdapat pada perlakuan V4 (Orba) yakni 133 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2 (Willis) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
4.1.3. Indeks Reproduksi Nematoda
Data pengamatan indeks reproduksi nematoda disajikan pada Tabel 3. berdasarkan hasil perhitungan indeks ketahanan dari empat varietas kedelai yang diuji didapatkan 2 varietas agak tahan, 1 varietas agak rentan dan 1 varietas rentan. Sedangkan varietas kedelai tahan tidak ditemukan dalam penelitian ini.
Tabel 3. Indeks Reproduksi Nematoda Meloidogyne spp. Per Polybag
PERLAKUAN | INDEKS RATA-RATA | KATEGORI INANG |
V1 (Tidar) V2 (Wilis) V3 (Agomulyo) V4 (Orba) | 15,50 5,18 7,97 5,13 | Rentan (R) Agak Tahan (AT) Agak Rentan (AR) Agak Tahan (AT) |
Keterangan : Derajat ketahanan dihitung berdasarkan skala : 0 – 3,87 (tahan = T), 3,88 – 7,74 (Agak Tahan = AT), 7,75 – 11,62 (Agak Rentan = AR) dan 11,63 – 15,51 (Rentan = R).
Sebaran skala ini diperoleh dengan membagi 15,50 (rata-rata indeks tertinggi) dengan 4 (jumlah kategori ketahanan) (Sukanaya, 2001).
Bila dibandingkan antara keempat varietas tersebut maka pada Tabel 3 terlihat bahwa varietas Tidar (V1) lebih rentan dibandingkan varietas lainnya. Perbedaan tingkat ketahanan ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan dalam hal banyaknya kandungan nutrisi dari masing-masing varietas untuk dijadikan sebagai sumber makanan bagi Meloidogyne spp.
4.1.4. Berat Biji Kedelai
Data pengamatan berat biji kedelai disajikan pada Tabel Lampiran 4a. Sedangkan sidik ragamnya disajikan pada Tabel Lampiran 4b hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan empat varietas tanaman kedelai berpengaruh sangat nyata terhadap berat biji kedelai.
Tabel 4. Rata-rata Berat Biji Kedelai Per 100 Biji
PERLAKUAN | RATA-RATA | UJGD 5% |
V1 (Tidar) V2 (Wilis) V3 (Agomulyo) V4 (Orba) | 28,14a 43,65b 58,49c 58,74c | - 0,600 0,630 0,646 |
KK | 10,63% |
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak
Berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan.
Rata-rata berat biji kedelai tertinggi terdapat pada perlakuan V4 (Orba) yakni 58,74 tidak berbeda nyata dengan perlakuan V3 (Argomulyo) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya sedangkan rata-rata berat biji kedelai terendah terdapat pada perlakuan V1 (Tidar) yakni 28,14 berbeda nyata dengan semua perlakuan.
4. 2. Pembahasan
4. 2. 1. Populasi Akhir Nematoda Meloidogyne spp.
Data tentang jumlah populasi akhir nematoda pada tanaman kedelai disajikan pada Tabel 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa populasi akhir nematoda Meloidogynespp. Pada varietas Tidar (V1), varietas Willis (V2), varietas Agromulyo (V3) dan varietas Orba (V1) terdapat perbedaan yang sangat nyata, dimana varietas Tidar (V1) menunjukkan jumlah populasi yang lebih tinggi dibanding varietas lainnya. Perbedaan ini menggambarkan bahwa perkembangan populasi nematoda ini dapat dipengaruhi oleh sifat fisiologis dan morfologi dari masing-masing varietas. Bila kedua sifat dari varietas tersebut cukup disenangi oleh nematoda Meloidogyne spp. untuk dijadikan sebagai tanaman inang maka nematoda tersebut akan berkembang dengan cepat.
Barker dan Olthaf (1970) dalam Hasnaini (2000) menyatakan bahwa perkembangan populasi nematoda sangat ditentukan oleh faktor kuantitas dan kualitas makanan yang tersedia ini berarti bahwa semakin tinggi kuantitas dan kualitas makanan yang tersedia maka populasi nematoda puru akar berkembang semakin cepat.
Bila kita perhatikan kondisi fisik (morfologi) dari masing-masing varietas maka varietas Tidar cenderung lebih disenangi oleh nematoda Meloidogyne spp. karena kemampuan potensial produksinya lebih rendah yaitu sekitar 1,6 ton/ha kadar protein dan lemaknya cenderung lebih rendah dibandingkan varietas lainnya. Selain itu, kompetisi intra spesifik antara individu nematoda juga sangat menentukan perkembangan populasi. Bila populasi nematoda tinggi maka akan terjadi kompetisi yang tinggi sehingga menyebabkan turunnya populasi. Penurunan ini terjadi karena terbatasnya ruang gerak dan makanan sehingga nematoda banyak yang mati. Hasil pengamatan populasi akhir nematoda menunjukkan bahwa rata-rata populasi nematoda pada varietas Tidar dua kali lebih banyak dari varietas lainnya. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa varietas Orba (V4) kurang disenangi oleh nematoda Meloidogyne spp. dibanding dengan varietas Tidar (V1), varietas Willis (V2) dan varietas Argomulyo (V3).
4. 2. 2. Jumlah Puru Akar Tanaman Kedelai
Data tentang jumlah puru akar tanaman kedelai disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah puru akar yang terbentuk pada setiap varietas yang diamati menunjukkan perbedaan yang nyata, dimana jumlah puru akar pada varietas Tidar (3773 buah) lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya, yakni Willis (738 buah), Argomulyo (1370 buah) dan Orba (665 buah). Berdasarkan hal tersebut, maka tergambar bahwa varietas Tidar (V1) sangat disukai oleh nematoda Meloidogyne spp. untuk dijadikan sebagai tanaman inang, sementara varietas lainnya kurang disenangi.
Ketersediaan tanaman inang sebagai sumber makanan nematoda sangat tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman (makin tua umur tanaman makin tidak disenangi nematoda) dan bagian tanaman. Terbentuknya puru pada sistem perakaran tanaman itu merupakan gejala awal dimana telah terjadi infeksi oleh nematoda Meloidogyne spp. yang memiliki sifat sedentary endoparasite. Dalam artian bahwa nematoda ini menetap pada tanaman dan menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam tanaman sehingga akan sangat merugikan tanaman tersebut. Selain itu nematoda puru akar juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena dihambatnya perkembangan akar baru, fungsi akar mengalami degenerasi, keseimbangan hormonal dan nutrisi terganggu (Panggeso, dkk., 2000).
4. 2. 3. Indeks Reproduksi Nematoda
Indeks rata-rata reproduksi nematoda menunjukkan bahwa varietas Tidar (V1) memiliki nilai tertinggi (15,50) dibandingkan dengan varietas lainnya. Hasil pengklasifikasian berdasarkan tingkat kerentanan menunjukkan bahwa varietas Tidar adalah varietas yang paling rentan dibanding varietas lainnya.
Tingginya rata-rata kemampuan reproduksi dari nematoda Meloidogyne spp. pada varietas Tidar menggambarkan bahwa pada varietas ini terdapat beberapa sifat yang disenangi dan cukup kondusif bagi nematoda untuk berkembang biak diantaranya besar atau volume perakaran tanaman dan banyaknya kandungan makanan. Selain itu salah satu faktor yang juga mempengaruhi adalah umur tanaman yang relatif singkat , karena diduga bila umur tanaman terlalu tua kurang disenangi nematoda.
Menurut Sikora dan Greco (1995) dalam Sukanaya (2001), bahwa tanaman kedelai yang rentan terhadap nematoda Meloidogynespp. akan mengalami penurunan produksi antara 30 – 90 % itu sangat tergantung pada tingkat serangannya. Ada beberapa spesies Meloidogyne yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada tanaman kedelai adalah M. incognita, M. javanica, M. arenaria, dan M. hapla.
4. 2. 4. Berat Biji Kedelai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat biji kering varietas Orba (V4) yakni sebesar 11,74 g lebih tinggi dari varietas lainnya terutama varietas Tidar (V1) yang hanya mencapai 5,62 g/100 biji. Ditinjau dari aspek produksi pada tahun 1974 – 1993, varietas Tidar (V1) mampu mencapai hasil 2 ton/ha, sedangkan varietas Orba (V4) 1,5 ton/ha, varietas Willis (V2) 1,6 ton/ha, varietas Argomulyo (V3) 1,5 – 2 ton/ha (Lisdiana, 2000). Perbedaan ini disebabkan karena tanaman yang terserang nematoda puru akar mengakibatkan jaringan pembuluh akar menjadi sakit dan rusak sehingga menghambat aliran air dan unsur hara dari akar ke bagian atas tanaman. Hasil panen berkurang karena tanaman menghasilkan polong dan biji sedikit atau biji kecil-kecil, seringkali polong hampa atau tanpa polong. Semakin rentan suatu varietas terhadap serangan nematoda Meloidogyne spp. maka akan semakin tinggi penurunan produksinya. Oleh karena itu maka hendaknya dalam usaha pertanaman kedelai sebaiknya memperhatikan aspek sumber dan mutu varietas yang akan dikembangkan. Dengan menggunakan varietas yang tahan terhadap serangan nematoda maka itu akan memberikan keuntungan yang bersifat ekonomis, efektif dan efisien serta ramah lingkungan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Dari keempat varietas yang diuji, varietas Orba (V4) dan varietas Willis (V2) merupakan varietas yang agak tahan terhadap serangan nematoda puru akar Meloidogyne spp.
2. Varietas Orba (V4) dan Willis (V2) merupakan varietas agak tahan yang dapat digunakan sebagai salah satu strategi pengendalian terpadu.
3. Dari keempat varietas kedelai yang diuji, didapatkan 2 varietas agak tahan (Orba dan Willis) 1 varietas agak rentan (Argomulyo) dan 1 varietas rentan (Tidar).
5. 2. Saran
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam usaha pertanian kedelai maka sebaiknya menggunakan varietas yang agak tahan nematoda Meloidogyne spp. seperti varietas Orba (V4) dan varietas Willis (V2). Selain itu perlu kiranya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh nematoda Meloidogyne spp. terhadap penurunan produksi kedelai untuk masing-masing varietas.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M.A., Suseno, R., Tjitrosoma, S., Hadi, S., Wardojo, S. dan Rambe, A., 1998.
Pengaruh Investasi Ganda Meloidogyne incognita dan Cendawan Pengkoloni Nematoda Puru Akar pada Pertumbuhan Kedelai. Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Anonim, 1991. Budidaya dan Pengolahan Hasil Kedele. Departemen Pertanian, Jakarta.
, 1999. Deskripsi Varietas Unggul Padi dan Palawija 1993 – 1998. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
BPS, 2002. Statistik Indonesia 2002, Jakarta. Indonesia.
Dropkin, V.H., 1992. Pengantar Nematoda Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Fachruddin, L., 2000. Budidaya Kacang-kacang. Kanisus, Jakarta.
Hasnaini. 2002. Pengaruh Berbagai Kepadatan Populasi Nematoda Meloidogyne spp Terhadap Perkembangan Nematoda, Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Tanaman Tomat. Skripsi. Universitas Tadulako, Palu.
Hidayat, O.O., 1995. Morfologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor.
Oka I.N., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Panggeso, J., 1998. Perkembangan Bakteri Pasteuria penetrans pada Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.). Tesis. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
., 2003. Respon Beberapa Varietas Tomat Terhadap Beebagai Kerapatan Populasi Nematoda Meloidogyne spp. Jurnal Agroland. Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.
., Nasir, B., dan Wahid, A., 2000. Handout Matakuliah Nematologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.
Painter, R.H., 1951. Insect Resistence in Crop Plant. Macmillan Publ. CO. New York.
Sastrahidayat, I.R., 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional, Surabaya.
Sukanaya, W., 2001. Ketahanan Beberapa Varietas Unggul Kedelai Terhadap Nematoda Puru Akar (Meloidogyne incognita). Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Somatmadja, S., 1977. Kacang Kedelai. Yasaguna, Jakarta.
Sumarno, 1984. Kedelai dan Cara Budidaya. Yasaguna, Jakarta.
Suprapto, H.S., 1996. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
Untung, K., 1996. Pengantar Pengelolahan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar