I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kubis atau kol (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu tanaman sayuran komersial yang telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Tanaman kubis mempunyai nilai sosial ekonomi yang cukup tinggi, karena dijadikan sebagai salah satu sumber nafkah para petani dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka, juga sebagai komoditas ekspor. Masuknya kubis dalam komoditas penting yang dikonsumsi, tidak terlepas dari kebutuhan manusia terhadap sayuran yang berperan penting bagi kesehatan ( Pracaya, 2001).
Tanaman kubis mengandung vitamin dan mineral. Di dalam setiap 100 g daun kubis mengandung protein 1,7 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 3,5 g, vitamin A 80 mg, vitamin B 0,06 g, vitamin C 50 mg, juga mengandung Kalsium, Fosfor, Kalium, Natrium dan Besi (Sumeru, 1995).
Di Sulawesi Tengah produksi kubis pada tahun 2001 mencapai 624 ton dengan luas areal 138 ha, atau rata-rata 4,5 ton/ha. Sedangkan pada tahun 2002 mencapai 1207 ton, dengan luas areal 221 ha, atau rata-rata 5,5 ton/ha. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan luas areal, namun produksi per hektar belum sesuai dengan produksi nasional yaitu 20,9 ton/ha (BPS, 2002).
Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan jumlah kebutuhan kubis meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi kubis tersebut, namun hasilnya belum menunjukkan peningkatan produksi yang nyata.
Rendahnya produksi kubis antara lain disebabkan oleh penerapan teknik budidaya yang kurang memadai seperti pengolahan tanah dan pemeliharaan serta adanya serangan hama dan penyakit (Rukmana, 1994). Salah satu hama utama yang menyerang tanaman kubis adalah Crocidolomia binotalis Zell.. Hama tersebut menyerang tanaman kubis pada bagian daun yang masih muda dan bagian kropnya. Hama ini sangat ganas, karena menyerang secara serempak (Matnawy, 1989).
Kerusakan ringan dapat mengakibatkan menurunnya kualitas kubis, sedangkan pada kerusakan berat dapat mengakibatkan kegagalan panen. Hal itu disebabkan larva C. binotalis dapat menyebabkan kerusakan 54 %, bahkan pada musim kemarau dapat menyebabkan kerusakan mencapai 100 % (Rukmana, 1994).
Dalam penanggulangan hama kubis, sebagian besar petani masih mengandalkan Pestisida sintetik yang aplikasinya sering kali kurang sesuai dengan anjuran. Oka (1995) mengemukakan bahwa hasil dari penggunaan pestisida dapat menimbulkan dampak negatif seperti timbulnya resistensi dan resurgensi hama, adanya residu pada tanaman, terbunuhnya organisme bukan sasaran dan sangat membahayakan manusia, hewan ternak dan organisme bukan sasaran lainnya.
Salah satu cara untuk mengendalikan serangga hama dapat dilakukan dengan pendekatan ekologi sesuai dengan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Hal ini berarti bahwa pengendalian hama harus didasarkan atas pengetahuan bio-ekologi (Oka, 1995).
Oleh karena itu perlu usaha memperdalam pengkajian terhadap bio-ekologi serangga hama, antara lain potensi biotiknya. Potensi biotik suatu serangga dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan parameter yang disebut laju pertumbuhan intrinsik. Laju pertumbuhan intriksik (r) adalah laju pertumbuhan individu pada suatu kondisi fisik tertentu dalam suatu lingkungan tak terbatas, yang pengaruhnya terhadap peningkatan populasi serangga tidak diperhitungkan. Pertumbuhan populasi pada suatu lingkungan yang tak terbatas mengikuti suatu suatu model yang bersifat eksponensial (Arifin, 1991).
Informasi dasar tentang laju pertumbuhan intrinsik C. binotalis pada tanaman kubis khususnya di daerah Palu belum diketahui, sehingga besarnya laju pertumbuhan populasi ulat kepala kubis yang akan datang juga belum diketahui. Untuk itu, diperlukan penelitian tentang laju pertumbuhan intrinsik populasi
C. binotalis pada tanaman kubis, sehingga dapat menjadi salah satu rujukan tentang pengendalian hama tersebut.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk megetahui laju pertumbuhan intrinsik populasi C. binotalis pada tanaman kubis serta beberapa parameter populasi lainnya, seperti laju reproduksi bersih, masa generasi rata-rata,Anda ingin skripsi diatas fersi Full nya?? klik disini
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar