Gejala Depresi
Gejala Depresi. Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi, dan menurunnya daya tahan.
A. Pengertian Depresi
Depresi merupakan kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi.
B. Penyebab Terjadinya Depresi
Gejala depresi ini dapat dikelompokkan tiga segi antara lain :
1. Gejala Fisik yang menurut para ahli
Gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentang dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringan nya depresi yang dialami. Secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah di deteksi yaitu :
a. Gangguan pola tidur.
Misalnya, susah tidur, terlalu banyak tidur atau sedikit tidur.
b. Menurut tingkat aktivitas
Pada umumnya orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain.
c. Menurut efisiensi kerja
Penyebabnya, orang yang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.
d. Menurut produktivitas kerja
Penyebabnya, orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian, atau seluruh motivasi kerjanya.
e. Mudah merasa letih dan sakit
Jika seseorang memperoleh perasaan negatif, maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan, dan ia harus memikulnya dimana saja dan kapan saja, suka tidak suka, (lumongga lubis, 2009).
2. Gejala Psikis mempunyai beberapa tanda-tanda seperti dibawa ini :
a. Kehilangan rasa percaya diri
Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri.
b. Sensitif
Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya.
c. Merasa diri tidak berguna
Perasaan tidak berguna muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai.
d. Perasaan bersalah
Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi.
e. Perasaan terbebani
Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang di alamnya, (lumongga lubis, 2009).
3. Gejala Sosial
Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya memengaruhi lingkungan dan pekerjaan atau aktivitas rutin lainnya. lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada umumnya negatif ( mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit ). Problem sosial biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada diantara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekali pun ada kesempatan, (lumongga lubis, 2009, p 24-25 ).
4. Simtom-simtom Depresi
Beck (1967) Membuat kategori simtom atau gejala depresi sebagai berikut :
a. Simtom-simtom Emosional adalah perubahan perasaan atau tingkah laku yang merupakan akibat langsung dari keadaan emosi.
b. Simtom-simtom adalah manifestasi kognitif nya antara lain, yakni penilaian diri sendiri yang rendah, harapan-harapan yang negatif, menyalahkan serta mengkritik diri sendiri, tidak dapat membuat keputusan, distorsi " body image".
c. Simtom-simtom Motivasional adalah dorongan dan implus-implus yang menonjol dalam depresi mengalami regresi, terutama aktivitas-aktivitas yang menuntut tanggung jawab atau inisiatif serta energi yang cukup besar.
d. Simtom-simtom Fisik adalah kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, mudah lelah dan kehilangan libido.
5. Perkembangan Depresi
a. Predisposisi Depresi
Sejak awal kehidupannya, individu mengembangkan konsep dan sikap tentang dir dan dunianya. Konsep tersebut realistik atau tidak, didapat dari pengalamannya, dari sikap dan pendapat dari orang lain kepadanya. Kemudian dia menganggap dirinya tidak berharga, menyalahkan dirinya, dan membenci dirinya karena mempunyai kekurangan. Dan dia menganggap kekurangan itu adalah bagian penting dari dirinya, maka dia tidak memiliki harapan akan terjadinya perubahan dan memandang masa depan sebagai yang tidak memberi kepuasan atau berisi hal-hal menyakitkan.
b. Precipitation Of Depression
Individu yang mempunyai gabungan kontelasi dan sikap-sikap yang telah dijabarkan, memiliki predisposisi untuk mengembangkan depresi klinis pada kehidupan selanjutnya. Kontelasi depresi tersebut dapat menjadi depresi bergantung pada kondisi yang mampu mengaktifkan Kontelasi tersebut.
Stres yang Spesifik
Kondisi atau peristiwa yang memiliki persamaan dengan pengalaman traumatis pada masa lalu dapat menjadi kelompok stres. Kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan stres yang spesifik, sebagaimana yang diutarakan Beck, antara lain :
1. Situasi yang dapat menurunkan harga diri.
2. Situasi yang menghambat tujuan penting atau dilema yang harus dipecahkan.
3. Penyakit, gangguan fisik atau abnormalitas.
4. rangkaian situasi stres yang berulang.
Stres yang Non Spesifik
individu akan dapat mengembangkan bentuk gangguan psiokologis bila dihadapkan pada stres yang berlebihan. Misalnya berencana yang tak terduga.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar