Kebahagiaan, rasa aman, kesehatan adalah kualitas hidup yang ingin dicapai manusia. Apapun kualitas hidup yang ingin dicapai manusia, pada akhirnya alam menjadi sumber utamanya. Materi yang disediakan alam seperti air dan udara merupakan sumber utama hidup manusia. Demikian juga jasa lingkungan, seperti siklus, hutan merupakan layanan gratis dari alam untuk mendukung hidup manusia.
Sayangnya sampai saat ini manusia membangun hidupnya bukan dengan bekerja sama dengan alam, melainkan dengan merusak alam. Akibatnya, sumber penghidupan manusia itu justru menjadi rusak dan selanjutnya mengancam kelangsungan hidup manusia, lewat berbagai bencana yang timbul setelahnya. Di Aceh luas hutan sangat menurun dalam 60 tahun terakhir (1940-2000). Padahal, jika kita menjaga keberlanjutan alam, maka manfaatnya akan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Pernahkah kita berpikir dari manakah air dan udara yang selama ini kita gunakan? Peribahasa mengatakan, air merupakan sumber kehidupan. Seperti kita ketahui, air mempunyai siklus yang terus berlanjut. Siklus ini merupakan siklus alam yang akan berlangsung terus-menerus. Jika kondisi alaminya dapat dijaga, maka siklus ini akan berjalan sesuai dengan hukum-hukum alam. Misalnya, air dari laut, dengan pengaruh panas dari matahari, akan menguap, ke udara dan tersimpan di dalam awan. Dari awan akan turun lagi ke bumi, menjadi hujan, kemudian akan mengalir kembali ke laut.
Jika kita mengamati siklus air, maka di tempat-tempat yang hutannya masih bagus, maka air akan terus mengalir di sungai meskipun musim kemarau. Pertanyaannya, dari manakah air tersebut berasal? Air tersebut berasal dari dalam tanah yang subur. Ketika hujan jatuh membasahi tanah yang subur, air tersebut akan disimpan di dalam serasah dan humus yang masih kasar. Humus dan serasah itu dihasilkan oleh pepohonan dan perdu yang menutupi tanah tersebut jita daunnya layu dan gugur. Tanah yang subur adalah seperti spons ajaib, yang dapat menyimpan air sampai sepuluh kali dari beratnya. Tanah subur ini, tidaklah tebal. Ia hanya selapis tipis yang menjadi gudang penyimpan air. Jika kita pernah melihat tanah yang dikeruk untuk pembangunan, atau gunung yang diambil tanahnya untuk penimbunan maka akan sangat jelas terlihat lapisan-lapisan tanah tersebut.Jika tanah sudah tandus, maka tidak ada lagi humus dan serasahnya. Akibatnya, air tidak terserap oleh tanah melainkan langsung mengalir di atas permukaan tanah. Jika aliran air ini cukup kuat/deras, maka aliran air tersebut akan membawa serta butiran tanah dan lumpur yang dilaluinya. Itulah yang disebut erosi. Dari penjelasan di atas dapat dipahami mengapa tanah yang berhutan akan mampu menyimpan air lebih besar dari lahan pertanian, apalagi tanah yang sudah dijadikan pemukiman dengan jumlah penduduk yang banyak dan padat dengan permukaan tertutup semen dan aspal.
Jika sistem hutan masih berjalan baik, maka sebagian besar air akan tersimpan dalam tanah dan dialirkan perlahan sepanjang tahun. Itulah sebabnya di daerah dengan hutan yang masih bagus, jarang terjadi banjir dan aliran air sungai tetap ada meskipun musim kemarau. Tetapi jika hutan sudah rusak, maka di musim hujan sungai akan kebanjiran dengan air dan lumpur sementara di musim kemarau akan terjadi kekeringan karena tidak ada lagi persediaan air di dalam tanah.
Selain menjaga siklus air, masih banyak lagi manfaat hutan. Tumbuhan di hutan menyerap karbon dioksida yang menimbulkan efek rumah kaca, salah satu sumber pemanasan global. Tumbuhan itu juga menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan untuk hidup manusia. Belum lagi keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya, sumber pangan dan obat alami untuk masyarakat di sekitarnya.
Selain menjaga siklus air, masih banyak lagi manfaat hutan. Tumbuhan di hutan menyerap karbon dioksida yang menimbulkan efek rumah kaca, salah satu sumber pemanasan global. Tumbuhan itu juga menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan untuk hidup manusia. Belum lagi keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya, sumber pangan dan obat alami untuk masyarakat di sekitarnya.
Begitu banyaknya manfaat hutan. Banyak di antaranya yang kita abaikan, tidak kita syukuri, bahkan kita rusah, sampai tahu-tahu kita tersadar bahwa semuanya sudah hilang. Layanan yang akan kita terima secara gratis kalau kita jaga. Itulah yang disebut infrastruktur alam. Bayangkan, betapa banyak uang yang kita butuhkan kalau manfaat hutan itu digantikan dengan infrastruktur buatan manusia, seperti bendungan. Begitulah hebatnya ciptaaan Tuhan. Tugas kita untuk memelihara dan menjaganya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar