Konsep Dasar dan Komponen Imunoasai. Imunologi yaitu ilmu yang mempelajari reaksi dari tubuh terhadap invasi suatu antigen dan akibat yang ditimbulkan oleh pembentukan antibodi /antibidi yang telah ada pada antigen yang masuk tersebut. Jadi dengan berkembangnya imunologi, diperlukan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas / kadar antibodi atau antigen dalam cairan tubuh atau serum seseorang, dan teknik inilah yang kemudian disebut imunoassai, sedangkan ilmu yang mempelajari reaksi antigen dan antibodi in vitro disebut serologi
A. KONSEP DASAR IMUNOASAI
Sesuai dengan defenisi tersebut diatas, maka konsep dasar dari imunoassai ialah reaksi antigen dan antibodi yang dapat digambarkan dalam bentuk reaksi sebagai berikut. Dalam tahap awal dari reaksi antibodi antigen membentuk ikstsn kompleks (Ab ;Ag) : Ab + Ag Ab : Ag
Reaksi ini merupakan reaksi bolak- balik, jadi kompleks tersebut selanjutnya akan berdisosiasi menjadi : Ab : Ag Ab + Ag
Setelah waktu tertentu akan terjadi keseimbangan antara bagian yang berasosiasi dengan bagian yang berdisosiasi, sehingga reaksi mencapai keseimbangan. (equilibrium) : Ab + Ag Ab : Ag
Berdasarkan konsep dasar ini maka bukan hanya antibodi saja yang dapat ditentukan menggunakan antigen yang diketahui tetapi antigen/ bagian antigen juga dapat ditentukan dengan antibodi yang telah diketahui, dan cara inilah yang disebut reverse serology seperti misalnya Reserve Passive Hemagglutination untuk penentuan Hepatitis B surface antigen (HBsAg). Afinitas Ab terhadap Ag merupakan ukuran dari kekuatan ikantan antara Ab dan Ag dalam bentuk komplejks imun. Makin besar afinitas makin banyak Ab dan Ag yang akan terikat dalam kompleks pada saat keseimbangan(equilibrium).
Ikatan Ag dan Ab dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
a. Ikatan hydrogen,
b. Daya elektrostatik,
c. Ikatan van der Waals,
d. Ikatan hidrofobik.
B. KOMPONEN YANG TERPENTING DALAM IMUNOASAI
Sebagian besar atau semua antibodi mempunyai struktur dasar molekul seperti tampak dalam gambar diatas, bagian yang terikat pada antigen terletak pada variable region (bagian variable). Pembagian menjadi bagian yang konstan dan bagian yang variable dari suatu molekul antibodi di dasarkan pada variabilitas dari urutan asam amino dalam suatu kelas immunoglobulin. Variaasi urutan asam amino menyebabkan pula variasi pada bagian yang mengikat antigen dan menimbulkan berbagai bentuk tempat ikatan antigen ( antigen binding sites) sehingga dapat menciptakan sampai 1010 macam antigen binding sites.
1) SPESIFISITAS DARI ANTIBODI
Ikatan antara Ag dan Ab adalah spesifik seperti kunci dengan anak kuncinya, namun spesifisitas ini tidak mutlak, reaksi silang dapat juga terjadi dengan struktur molekul Ag lain yang mirip dengan Ag pasangannya. Jadi spesifitas reaksi Ag dan Ab disamping dipengaruhi spesifisitas antibodinya, tergantung pula pada kemurnian antigennya.
Berpijak dari landasan tersebut, antibodi yang amat spesifik adalah antibodi yang memiliki binding sites yang hanya dapat mengikat antigen dengan struktur molekul yang unik saja. Sebaliknya Ab yang tidak spesifik adalah Ab yang dapat mengikat berbagai macam Ag yang menunjukkan struktur molekul yang berbeda.
2) VALENSI DARI ANTIBODI
Valensi dari Ab adalah jumlah binding sites yang potensial dari Ab terhadap Ag yang spesifik. Atas dasar ini maka Ab mempunyai struktur bilateral yang penting, valensi dari sebagian besar antibodi minimal dua. Jadi sebagian besar Ab adalah bivalen atau multivalent , namun bila Ab tersebut dipakai dalam kosentrasi yang amat rendah (pengenceran amat besar) , dia dapat bereaksi sebagai komponen yang monovalen.
3) AVIDITAS DARI ANTIBODI
Aviditas dari Ab adalah besarnya kemampuan Ab untuk mengikat Ag. Jadi Ab dengan aviditas yang besar akan menunjukkan tendensi untuk mengikat Ag yang banyak. Aviditas merupakan refleksi dari afinitas (besarnya daya ikat) dan jumlah binding sites (valensi).
4) UKURAN KUANTITAS ANTIBODI
Untuk menentukan derajat imunitas, kadar Ab atau bahan lain dalam serum harus dapat diukur dan dinyatakan dalam suatu satuan atau unit tertentu.
Ada beberapa cara penentuan kadar Ab dalam serum :
a. Kualitatif;
hanya dinyatakan ada atau tidak adanya suatu bahan / Ab dalam serum dengan melihat adanya perubahan dari bahan yang diperiksa, misalnya adanya presipitasi pada uji VDRL mikro, atau adanya perubahan warna pada penentuan HBs antigen secra ELISA.
b. Semikuantitatif;
kadar dari Ab atau bahan lain dalam serum ditentukan dengan cara pengenceran serum secara progresif. Kuantitas dari antibodi dalam hal ini dinyatakan dalam bentuk titer. Titer adalah harga kebalikan dari pengenceran serum yang terbesar yang masih memberikan reaksi positif. Misalnya serum diencerkan 2 kali, 4 kali, 8 kali, 16 kali, 32 kali, 64 kali. Reaksi positif didapatkan pada pengenceran 2 kali, 4 kali, 8 kali dan 16 kali sedangkan pengenceran 32 kali dan 64 kali member hasil reaksi yang negative, maka titernya ialah 1 : 16.
c. Kuantitatif;
umumnya ditentukan dengan menggunakan beberapa (biasanya 5) sera baku yang telah diketahui kadar dari bahan yang akan ditentukan, misalnya antibodi dan dibuat kurva baku. Untuk melihat akurasi dari kurva baku tersebut dipakai serum control yang mempunyai rentang kadar tertentu. Kurva baku ini, dapat dipakai untuk menentukan kadar dari suatu bahan di dalam specimen yang diperiksa.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar